Nama
Mahasiswa : Kamila
Sagafia
NPM : 13515647
Tanggal
Pemeriksaan : 21 April 2016
|
Nama Asisten : 1. Rama Rifandi
2. Obaja L. Raja
Paraf Asisten :
|
1.
Percobaan :
Indera Penciuman
Nama
Percobaan : Cara
kerja bau hio, dupa dan obat nyamuk bakar
Nama
Subjek Percobaan : Kamila
Sagafia
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah
zat yang berupa gas, serta membedakan
beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak
enak sampai bau yang enak.
b.
Dasar
Teori : Penciuman
disebut suatu indera kimia karena
menerima rangsangan
kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunya area sempit yang
berisi sel penerima rangsangan penciumana. Fungsi penciuman adalah melakukan
transduksi mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf.
Indera
penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui
aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman
adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai
alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara
yang masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh
kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma
yang berbeda. Penciuman
(olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk
ke saluran hidung dan mengenai olfactory
membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut.
Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus,
dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula
chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu
pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang
benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah
sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat
hidung)
Anatomi dan fisiologi
penafasan bagian atas yaitu:
(I) Rongga Hidung,
terdiri atas:
1.
Vestibulum;
yang
dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
2. Struktur konka;
yang berfungsi
sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
3).Sel silia;
yang berperan
untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan
napas.
Bagian internal hidung
adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri
oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
(II) Faring
Faring merupakan
saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan
rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
(III) Laring
Laring tersusun atas
9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan
3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroidyang
berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s
apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah
dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun
katup kartilago yang dapat
menutup saat proses
menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c.
Alat
yang Digunakan : Dupa,
hio dan obat nyamuk bakar.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Pada percobaan kali ini praktikan diminta
untuk membedakan
bau/aroma dari dupa yang belum dibakar dan obat nyamuk sesudah dibakar. Kemudan
praktikan mengamati sekaligus mencatat perbedaan antara aroma dari dupa dan
obat nyamuk tersebut.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Hasil Percobaan
1.1.1
Dari hasil pengamatan praktikan,
bau/aroma dari obat nyamuk yang sudah dibakar lebih menyengat daripada
bau/aroma dupa yang belum dibakar.
1.2
Hasil Sebenarnya
1.2.1
Hio, dupa dan obat nyamuk bakar lebih
kuat baunya ketika dibakar.
1.2.2
Karena concha nasal superior hanya menerima rangsangan benda-benda yang
dapat menguap dan berwujud gas.
f. Kesimpulan : Jika dikaitkan dengan
dasar teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa
hio, dupa serta obat nyamuk bakar
merupakan zat yang bisa menyebabkan terjadinya rangsangan pada indera penciuman
setelah dibakar. Hal ini mengakibatkan pembakaran zat tersebut bercampur dengan
udara dan menguap sehingga merangsang sel- sel olfaktoria & masuk ke daerah superior hidung,
kemudian reseptor-reseptor olfaktoria memberi respon terhadap bau atau aroma
tersebut .
g.
Daftar Pustaka :
Atkinso,
R.L., Atkinson & E.R. Hilgard. (1993).
Pengantar
psikologi. Nurjanah
Taufiq. Jakarta: Erlangga.
Evelyn
C.Pearce. (2000). Anatomi dan
fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta: Penerbit
Gunadarma.
2.
Percobaan :
Indera Penciuman
Nama
Percobaan : Cara
kerja membedakan wewangian
Nama
Subjek Percobaan : Kamila
Sagafia
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah
zat yang berupa gas, serta membedakan
beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak
enak sampai bau yang enak.
b.
Dasar
Teori : Penciuman
disebut suatu indera kimia karena
menerima rangsangan
kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunya area sempit yang
berisi sel penerima rangsangan penciumana. Fungsi penciuman adalah melakukan
transduksi mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf.
Indera
penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui
aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman
adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai
alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara
yang masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh
kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma
yang berbeda. Penciuman
(olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk
ke saluran hidung dan mengenai olfactory
membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut.
Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus,
dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula
chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu
pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang
benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah
sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat
hidung)
Anatomi dan fisiologi
penafasan bagian atas yaitu:
(I) Rongga Hidung,
terdiri atas:
1.
Vestibulum;
yang
dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
2. Struktur konka;
yang berfungsi
sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
3).Sel silia;
yang berperan
untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan
napas.
Bagian internal hidung
adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri
oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
(II) Faring
Faring merupakan
saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan
rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
(III) Laring
Laring tersusun atas
9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan
3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroidyang
berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s
apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah
untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas
bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai
kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun
katup kartilago yang dapat
menutup saat proses
menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c.
Alat
yang Digunakan : Beberapa
macam wewangian.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Pada percobaan berikut ini praktikan diminta
untuk mencium sekaligus
membedakan bau/aroma dari beberap jenis wewangian. Disini terdapat 4 macam
wewangian, kemudaian setelah praktikan mencium aroma wewangian tersebut
satu-persatu maka hasilnya pun harus langsung dicatat sebagai hasil dari
percobaan ini.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Hasil Percobaan
1.1.1
(1) Kopi
(2) Jahe
(3) Kayu manis
(4) Jeruk nipis
1.2 Hasil Sebenarnya
1.2.1 Biasanya dalam hal kemampuan
mengingat bau, ♀ lebih baik.
1.2.2
Proposisinya
dari 5 macam wewangian → ♀ = 5 dan ♂ = 3.
1.2.3
Hal ini disebabkan
karena pada ♀ ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
1.2.4
Semakin tajam
wanginya → semakin mudah dikenal.
1.2.5
Semakin lembut
wanginya → sulit dikenal.
f. Kesimpulan : Jika
dikaitkan dengan dasar teori di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa
manusia bisa membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun karena kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip
komposisi (component principle),
organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari
600 aroma yang berbeda. Seseorang yang memiliki hidung mancung akan lebih
sensitif atau lebih peka terhadap bau. Organon
olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran
ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud
gas.
g.
Daftar Pustaka :
Atkinso,
R.L., Atkinson & E.R. Hilgard. (1993).
Pengantar
psikologi. Nurjanah
Taufiq. Jakarta: Erlangga.
Evelyn
C.Pearce. (2000). Anatomi dan
fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta: Penerbit
Gunadarma.
3.
Percobaan :
Indera Pengecap
Nama
Percobaan : Merasakan
berbagai macam rasa
Nama
Subjek Percobaan : Kamila
Sagafia
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Memahami
dan mengetahui bahwa lida
merupakan alat pengecap
rasa serta membuat peta rasa.
b.
Dasar
Teori : Kita
jarang memikirkan bahwa sebenarnya ada
ratusan bahan kimia
yang dimasukkan ke dalam mulut kita setiap hari. Tetapi ketika makan kita
selalu hanya mengetahui, makanannya terasa enak atau tidak. Kita juga merasa
jika lidah kita terbakar akibat makanan atau minuman yang panas, sehingga
kemampuan pengecapan menjadi berkurang. Pengecapan disebut indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya
terdiri dari bermacam-macam bahan kimia. Pada permukaan lidah terdapat penerima
yang disebut pucuk pengecap, untuk 4 macam citarasa dasar: manis, asin, asam,
pahit. Fungsi puncuk pengecap adalah melakukan trasduksi yakni mengubah reaksi
kimia menjadi rangsangan syaraf. Kita telah biasa mengenal hanya 4 citarasa
dasar: manis, asin, asam, pahit. Menurut Plotnik dalam bukunya “Introduction to psychology” terdapat
rasa yang kelima yaitu rasa daging-keju yang terdapat dalam keju,daging, pizza,
dan dinamakan umami. Lidah berisi
sensor-sensor (pucuk-pengecap) untuk 5 cita rasa. A) Sensor-sensor (pucuk
pengecapan) untuk 5 citarasa dasar, terutama terletak pada bagian belakang,
depan, dan samping lidah. B) Permukaan lidah, parit berisi lapisan pucuk
pengecapan. C) Pucuk pegecapan, berfungsi untuk mengubah larutan kimia menjadi
sinyal elektrik. Alasan mengapa banyak dari kita menyukai makanan masnis karena
sejak lahir, kita mewarisi kecenderumgan untuk memilih rasa manis atau asin.
Seperti sebagian besar binatang, manusia juga menghindari zat yang terasa
pahit, karena zat-zat yang beracun umumnya pahit. Jika anda termasuk salah
seorang yang menyukai rasa asamnya jeruk, ini disebabkan karena orang yang
dapat belajar menyukai rasa pahit, akhirnya dapat junga menyenangi rasa selain
rasa manis misalnya rasa asamnya jeruk. Pengecapan dimulai dari proses pada
parit dipermukaan lidah kita. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang
menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada
tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, padapapilla ini
terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah
tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif
terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah
memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu: 1. Tonjolan berbentuk seperti
benang-benang halus yang disebut denganPapilla filiformis, banyak
terdapat dibagian depan lidah. 2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang
disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan
sisi lidah. 3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla
circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian
belakang lidah.
Di dalam satu papila
terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jens
sel, yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap
yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari
semua sel ini berhubungan satu sama lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga
reseptor yang terpapar ke cairan dalam rongga mulut merupakan mahkota apeks
mikrofilinya. Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf dan tiap
serabut saraf menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong,
maka tunas pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang. Pada
sistem gustatory terdapat saraf kranial bgian facial (VII), glossopharyngeal
(IX), dan vagus (X). Ketidakmampuan dalam membau disebutanosmia sedangkan
ketidakmampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab
neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan
bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactorykarena
masuk ke dalam lubang-lubang permiabel di cribriform plate.
c.
Alat
yang Digunakan : Cotton bud, 8
larutan rasa (manis, asin, pahit, dam
pedas), sapu tangan
(handuk kecil)
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Pada percobaan ini, praktikan diminta untuk
mencicipi 8 larutan
yang telah disediakan oleh asisten laboratorium dengan mencelupkan cotton bud kedalam larutan tersebut
satu-persatu. Kemudian jika ujung cotton
bud telah dicelupkan ke dalam salah satu larutan, praktikan mulai
mencicipi/merasakan dengan lidah. Setalah praktikan sudah mengetahui hasilnya,
tulislah hasil tersebut sesai urutan, (lakukam hal yang sama pada percobaan
larutan berikutnya).
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Hasil Percobaan
1.1.1
1. Manis
2. Asin
3. Asam
4. Pedas
5. Pedas
6. Asam
7. Pedas
8. Pahit
1.2 Hasil Sebenarnya
1.2.1 Larutan 1: Manis
Larutan 2: Asin
Larutan 3: Asam
Larutan 4: Pedas-Manis
Larutan 5: Pedas-Asin
Larutan 6: Pedas-Asam
Larutan 7: Pedas-Pahit
Larutan 8: Pahit
f. Kesimpulan : Jika
dikaitkan dengan dasar teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa
lidah merupakan bagian tubuh yang
sangat penting untuk indera pengecap dimana terdapat kemoreseptor untuk
merasakan respon rasa manis, asin, asam, dan pahit. Manusia dapat membedakan
perbedaan rasa dikarena pada lidah terdapat reseptor perasa yang dapat
membedakan rasa yang disebut taste
buds. Lidah mempunyai
tonjolan-tonjolan atau yang disebut dengan papilla,
pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan
rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla, maka hal tersebut menyebabkan lidah menjadi tidak
sensitif terhadap rasa.
g.
Daftar Pustaka :
Irwanto.
(1989). Psikologi umum panduan
mahasiswa. Jakarta:
PT.Gramedia.
Riyanti, D.B.P., S.H Prabowo. (1998). Psikologi
umum
1.
Jakarta: Penerbit Gunadaram.
Puspitawati, Ira.
(1999). Psikologi Faal. Depok: Penerbit Universitas
Gunadarma