Tuesday, June 28, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa         : Kamila Sagafia
NPM                              : 13515647
Tanggal Pemeriksaan  :  21 April 2016
Nama Asisten   : 1. Rama Rifandi
                             2. Obaja L. Raja
Paraf Asisten    :

1.           Percobaan                          : Indera Penciuman
Nama Percobaan               : Cara kerja bau hio, dupa dan obat nyamuk bakar
Nama Subjek Percobaan  : Kamila Sagafia
Tempat Percobaan            : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan      : Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah
zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak  enak sampai bau yang enak.
b.      Dasar Teori                  : Penciuman disebut suatu indera kimia karena
menerima rangsangan kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunya area sempit yang berisi sel penerima rangsangan penciumana. Fungsi penciuman adalah melakukan transduksi mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf. 
Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma
yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk
ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut.  Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
(I) Rongga Hidung, terdiri atas:
1. Vestibulum;
yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
2. Struktur konka;
 yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
3).Sel silia;
 yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
(II) Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
(III) Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroidyang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat
menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c.       Alat yang Digunakan  : Dupa, hio dan obat nyamuk bakar.
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Pada percobaan kali ini praktikan diminta
untuk membedakan bau/aroma dari dupa yang belum dibakar dan obat nyamuk sesudah dibakar. Kemudan praktikan mengamati sekaligus mencatat perbedaan antara aroma dari dupa dan obat nyamuk tersebut. 
e.       Hasil Percobaan           : 1.1 Hasil Percobaan
1.1.1        Dari hasil pengamatan praktikan, bau/aroma dari obat nyamuk yang sudah dibakar lebih menyengat daripada bau/aroma dupa yang belum dibakar.
1.2        Hasil Sebenarnya
1.2.1        Hio, dupa dan obat nyamuk bakar lebih kuat baunya ketika dibakar.
1.2.2        Karena concha nasal superior hanya menerima rangsangan benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
f.       Kesimpulan                  : Jika dikaitkan dengan dasar teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa hio, dupa serta obat nyamuk bakar merupakan zat yang bisa menyebabkan terjadinya rangsangan pada indera penciuman setelah dibakar. Hal ini mengakibatkan pembakaran zat tersebut bercampur dengan udara dan menguap sehingga merangsang sel- sel olfaktoria & masuk ke daerah superior hidung, kemudian reseptor-reseptor olfaktoria memberi respon terhadap bau atau aroma tersebut .
g.      Daftar Pustaka                        : Atkinso, R.L., Atkinson & E.R. Hilgard. (1993).
Pengantar psikologi. Nurjanah Taufiq. Jakarta: Erlangga.
 Evelyn C.Pearce. (2000). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta: Penerbit Gunadarma.


2.           Percobaan                          : Indera Penciuman
Nama Percobaan               : Cara kerja membedakan wewangian
Nama Subjek Percobaan  : Kamila Sagafia
Tempat Percobaan            : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan      : Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah
zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak  enak sampai bau yang enak.
b.      Dasar Teori                  : Penciuman disebut suatu indera kimia karena
menerima rangsangan kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunya area sempit yang berisi sel penerima rangsangan penciumana. Fungsi penciuman adalah melakukan transduksi mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf. 
Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma
yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk
ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut.  Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
(I) Rongga Hidung, terdiri atas:
1. Vestibulum;
yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
2. Struktur konka;
 yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
3).Sel silia;
 yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
(II) Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
(III) Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroidyang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat
menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c.       Alat yang Digunakan  : Beberapa macam wewangian.
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Pada percobaan berikut ini praktikan diminta
untuk mencium sekaligus membedakan bau/aroma dari beberap jenis wewangian. Disini terdapat 4 macam wewangian, kemudaian setelah praktikan mencium aroma wewangian tersebut satu-persatu maka hasilnya pun harus langsung dicatat sebagai hasil dari percobaan ini.
e.       Hasil Percobaan           : 1.1 Hasil Percobaan
1.1.1        (1) Kopi
(2) Jahe
(3) Kayu manis
(4) Jeruk nipis
 1.2 Hasil Sebenarnya
 1.2.1 Biasanya dalam hal kemampuan
mengingat bau, lebih baik.
1.2.2        Proposisinya dari 5 macam wewangian → = 5 dan = 3.
1.2.3        Hal ini disebabkan karena pada ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
1.2.4        Semakin tajam wanginya → semakin mudah dikenal.
1.2.5        Semakin lembut wanginya → sulit dikenal.
f.       Kesimpulan                  : Jika dikaitkan dengan dasar teori di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa manusia bisa membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun karena kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Seseorang yang memiliki hidung mancung akan lebih sensitif atau lebih peka terhadap bau. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.      
g.      Daftar Pustaka                        : Atkinso, R.L., Atkinson & E.R. Hilgard. (1993).
Pengantar psikologi. Nurjanah Taufiq. Jakarta: Erlangga.
 Evelyn C.Pearce. (2000). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta: Penerbit Gunadarma.


3.      Percobaan                          : Indera Pengecap
Nama Percobaan               : Merasakan berbagai macam rasa
Nama Subjek Percobaan  : Kamila Sagafia
Tempat Percobaan            : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan      : Memahami dan mengetahui bahwa lida
merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b.      Dasar Teori                  : Kita jarang memikirkan bahwa sebenarnya ada
ratusan bahan kimia yang dimasukkan ke dalam mulut kita setiap hari. Tetapi ketika makan kita selalu hanya mengetahui, makanannya terasa enak atau tidak. Kita juga merasa jika lidah kita terbakar akibat makanan atau minuman yang panas, sehingga kemampuan pengecapan menjadi berkurang. Pengecapan disebut indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya terdiri dari bermacam-macam bahan kimia. Pada permukaan lidah terdapat penerima yang disebut pucuk pengecap, untuk 4 macam citarasa dasar: manis, asin, asam, pahit. Fungsi puncuk pengecap adalah melakukan trasduksi yakni mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan syaraf. Kita telah biasa mengenal hanya 4 citarasa dasar: manis, asin, asam, pahit. Menurut Plotnik dalam bukunya “Introduction to psychology” terdapat rasa yang kelima yaitu rasa daging-keju yang terdapat dalam keju,daging, pizza, dan dinamakan umami. Lidah berisi sensor-sensor (pucuk-pengecap) untuk 5 cita rasa. A) Sensor-sensor (pucuk pengecapan) untuk 5 citarasa dasar, terutama terletak pada bagian belakang, depan, dan samping lidah. B) Permukaan lidah, parit berisi lapisan pucuk pengecapan. C) Pucuk pegecapan, berfungsi untuk mengubah larutan kimia menjadi sinyal elektrik. Alasan mengapa banyak dari kita menyukai makanan masnis karena sejak lahir, kita mewarisi kecenderumgan untuk memilih rasa manis atau asin. Seperti sebagian besar binatang, manusia juga menghindari zat yang terasa pahit, karena zat-zat yang beracun umumnya pahit. Jika anda termasuk salah seorang yang menyukai rasa asamnya jeruk, ini disebabkan karena orang yang dapat belajar menyukai rasa pahit, akhirnya dapat junga menyenangi rasa selain rasa manis misalnya rasa asamnya jeruk. Pengecapan dimulai dari proses pada parit dipermukaan lidah kita. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, padapapilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu: 1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut denganPapilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah. 2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah. 3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
Di dalam satu papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jens sel, yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang  dan sel pengecap yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari semua sel ini berhubungan satu sama lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga reseptor yang terpapar ke cairan dalam rongga mulut merupakan mahkota apeks mikrofilinya. Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf dan tiap serabut saraf menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong, maka tunas pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang. Pada sistem gustatory terdapat saraf kranial bgian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Ketidakmampuan dalam membau disebutanosmia sedangkan ketidakmampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactorykarena masuk ke dalam lubang-lubang permiabel di cribriform plate.   
c.       Alat yang Digunakan  : Cotton bud, 8 larutan rasa (manis, asin, pahit, dam
pedas), sapu tangan (handuk kecil)
d.      Jalannya Percobaan    : 1.1 Pada percobaan ini, praktikan diminta untuk
mencicipi 8 larutan yang telah disediakan oleh asisten laboratorium dengan mencelupkan cotton bud kedalam larutan tersebut satu-persatu. Kemudian jika ujung cotton bud telah dicelupkan ke dalam salah satu larutan, praktikan mulai mencicipi/merasakan dengan lidah. Setalah praktikan sudah mengetahui hasilnya, tulislah hasil tersebut sesai urutan, (lakukam hal yang sama pada percobaan larutan berikutnya).
e.       Hasil Percobaan           : 1.1 Hasil Percobaan
1.1.1        1. Manis
2. Asin
3. Asam
4. Pedas
5. Pedas
6. Asam
7. Pedas
8. Pahit
 1.2 Hasil Sebenarnya
1.2.1 Larutan 1: Manis
Larutan 2: Asin
Larutan 3: Asam
Larutan 4: Pedas-Manis
Larutan 5: Pedas-Asin
Larutan 6: Pedas-Asam
Larutan 7: Pedas-Pahit
Larutan 8: Pahit
f.       Kesimpulan                  : Jika dikaitkan dengan dasar teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa lidah merupakan bagian tubuh yang sangat penting untuk indera pengecap dimana terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa manis, asin, asam, dan pahit. Manusia dapat membedakan perbedaan rasa dikarena pada lidah terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan atau yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla, maka hal tersebut menyebabkan lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.
g.      Daftar Pustaka                        : Irwanto. (1989). Psikologi umum panduan
           mahasiswa. Jakarta: PT.Gramedia.
 Riyanti, D.B.P., S.H Prabowo. (1998). Psikologi
           umum 1. Jakarta: Penerbit Gunadaram.
 Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi Faal. Depok: Penerbit Universitas Gunadarma




No comments:

Post a Comment