Friday, October 16, 2015

Manusia dan Kesusastraan

PAPER 3






            Pendekatan Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi kesimpulannya the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus. Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan dan lain-lain. Pada dasarnya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Oleh karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.


Budaya dan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru.

Lima Komponen Dalam Prosa Lama:

-Dongeng-dongeng
-Hikayat
-Sejarah 
-Epos
-Cerita Pelipur Lara

Lima Komponen Dalam Prosa Baru:

-Cerita pendek
-Roman/Novel
-Biografi
-Kisah
-Otobiograf


Nilai-Nilai Prosa Fiksi

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:

1. Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan 
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

2. Prosa Fiksi Memberikan Informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensikldopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sekalipun.

3. Prosa Fiksi Memberikan Warisan Kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

4. Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi/tindakan yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan.

Kaitan Antara Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
Ilmu Budaya Dasar yang di hubungkan dengan puisi antara lain sebagai berikut:
Puisi (dari bahasa Yunani kuno:  ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió)= I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya yaitu ;

1. Figura Bahasa ( Figurative Language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.

2. Kata-kata yang gunakan cenderung kata-kata yang bermakna ganda atau memiliki banyak tafsiran.

3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.

5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati pembaca.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai beriku :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.





PAPER 4



PUISI YANG BERTENMAKAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR


Tema Puisi:
Kebudayaan



Judul Puisi:
Indonesiaku Yang Kaya Akan Budaya

Aku termenung sibuk berpikir
Memikirkan betapa kaya negri ini
Lalu apakah semua orang perduli?
Apakah semua orang menghargai?
Betapa berharganya kebudayaan ini

Negri dimana aku dilahirkan memiliki
Beragam kebudayaan yang terhampar
Beragam bahasa yang tercipta
Beragam suku yang tersebar luas
Hingga sungguh aku kagum dan terpesona

Dimana terdapat aneka ragam pelosok tempat
Dimana terdapat aneka ragam kepercayaan
Dimana terdapat anke ragam adat istiadat
Namun walau kebudayaan ini beranekaagam
Indonesia akan tetap menjadi satu kesatuan

Aku hanya bisa berharap,
Semua orang dapat terbangun dari tidurnya
Menyadari bahwa kebudayaan ini layak dijunjung
Dan aku bangga bisa menjadi bagian darinya
Semoga kelak Indonesia akan menjadi yang terbaik
Terbaik dimata dunia, dengan ragam budaya yang dimilik.

Oleh: Kamila Sagafia


Makna dari Puisi diatas:
Puisi diatas yang bertemakan tentang kebudayaan menerangkan bahwa Negara Indonesia memiliki kekayaan yang sangat luas terutama pada kulturnya. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya perduli serta menghargai peninggalan para leluhur untuk melestarikan kebudayan-kebudayaan yang ada. Apalagi kita yang mengaku sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya berpikir kritis mengenai apa yang akan kita lakukan untuk masa depan negri ini melalui kekayaan-kekayaan yang sudah Indonesia miliki. Semoga pesan yang ingin saya sampaikan melalu puisi diatas dapat bermanfaat dan beguna bagi siapapun yang membacanya.








No comments:

Post a Comment